Rabu, 23 Maret 2011

al-qur`an (sejarah dan perkembangan

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam Penulisan makalah ini menggunakan beberapa pendekatan, baik pendekatan sejarah maupun pemikiran kontemporer, Nabi muhamad di lahirkan di jazirah arabiah beliau merupakan nabi yang telah di tinggal  ayahnya ketika beliau masih dalam kandungan sang ibu, lalu ibunya pun  wafat enam tahun kemudian, sehingga beliau di asuh oleh kakeknya  Abdul mutalib. Setelah kematian sang kakek selang dua tahun  beliau pun ikut bersama pamannya Abu thalib  yang berprofesi sebagai pedagang,
Banyak hal menarik yang dapat kita diskusikan bersama-sama dalam judul makalah ini nantinya,  dari bagaimana beliau berdagang sebelum kenabian dan bagaimana proses kenabian dan wahyu Alqur`an itu sendiri di terima oleh beliau Nabi Muhamad SAW.

B.    Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah :
1.    Alqur`an Sejarah Turun Dan keotentikannya
2.    Pengertian Al-Qur`an
3.    Kota Makkah sebagai pusat perdagangan
4.    Kondisi Spritual dan pengalaman religius Nabi, Wahyu dan kenabian
5.    Penulisan Al-Qur`an pada masa Nabi dan pandangan kalangan Orientalis terhadap Al-Qur`an.

C.   Tujuan Penulisan
Seluruh perbuatan biasanya memiliki tujuan, sehingga tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.    Memberikan informasi baru dan menambah pemahaman mengenai Al-Qur`an dan hal yang berkaitan dengannya.
2.    Memenuhi tugas mandiri pada mata kuliah Al-Qur`an pada semester dua pasca sarjana IAIN-SU jurusan EKNI.




SEJARAH TURUNNYA AL- QUR`AN DAN KEOTENTIKANNYA

Al-Qur’an dirunkan sebagai petunjuk bagi sekalian manusia dan menjadi pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Pendapat yang paling populer mengatakan bahwa secara kseluruhan Al-Qur’an terdiri atas 30 Juz, 114 surat, 554 ruku’ dan 6.666 ayat diawali dengan Al-Fatihah dan di akhiri dengan surat An-Nas. Para ulama berselisih pendapat tentang lamanya masa Al-Qur’an diturunkan. Ada yang berpendapat Al-Qur’an diturunkan selama 20 tahun, 23 tahun bahkan 25 tahun. Hal ini disebabkan mereka berselisih pendapat tentang lamanya Nabi bermukim di Mekah setelah diangkat menjadi Rasul. Pendapat yang terkuat, mengatakan Al-Qur’an diturunkan selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, yaitu mulai dari malam 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi SAW hingga 9 Dzulhijjah tahun ke-10 Hijriyah (633 M).1
Adapun masa turunnya Al-Qur’an dapat dibagi menjadi dua sebagai berikut :
a.        Ketika Nabi Muhammad SAW berada di Mekah selama 12 tahun 5 bulan 13 hari. Surat-surat yang turun disebut surat-surat Makkiyah, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1.    Umumnya suratnya pendek-pendek
2.    Berisi tentang ajaran tauhid (keimanan) tentang syurga dan neraka
3.    Ayatnya dimulai dengan lafdz : Ya ayuhannas artinya, wahai manusia.
b.        Ketika Nabi berada di Madinah setelah melakukan hijrah, selama 9 tahun 9 bulan 9 hari. Surat-surat yang turun disana disebut surat-surat Madaniyah, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1.    Umumnya suratnya panjang-panjang
2.    Berisi tentang hukum dan mu’amalat
3.    Ayatnya dimulai dengan lafadz : ya ayyuhalladzina amanu artinya, wahai orang-orang yang beriman.
Masa turunnya wahyu dinyatakan berakhir setelah Nabi menerima wahyu terakhir yaitu surat Al-Maidah ayat 3 yang diturunkan saat Nabi berada di padang Arafah guna melaksanakan haji wada’ (haji perpisahan) pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 H. (633 M).2

è(#qßJÅ¡ø)tFó¡s?…… ÉO»s9øF{$$Î/ 4 öNä3Ï9ºsŒ î,ó¡Ïù 3 tPöquø9$# }§Í³tƒ tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. `ÏB öNä3ÏZƒÏŠ Ÿxsù öNèdöqt±øƒrB Èböqt±÷z$#ur 4 tPöquø9$# àMù=yJø.r& öNä3s9 öNä3oYƒÏŠ àMôJoÿøCr&ur öNä3øn=tæ ÓÉLyJ÷èÏR àMŠÅÊuur ãNä3s9 zN»n=óM}$# $YYƒÏŠ 4 Ç`yJsù §äÜôÊ$# Îû >p|ÁuKøƒxC uŽöxî 7#ÏR$yftGãB 5OøO\b}   ¨bÎ*sù ©!$# Öqàÿxî ÒOÏm§ ÇÌÈ  

”...... Pada hari ini telah Ku sempurnakan untukmu agamamu dan telah Ku cukupkan nikmatKu, serta Ku ridho’i Islam sebagai agamamu....” (QS. Al-Maidah : 3)
Surat Al-Maidah, ayat ketiga ini secara jelas menunjukkan jaminan Allah bahwa Islam telah di nyatakan sempurna, isinya merangkum semua persolan hidup manusia, sehingga orang yang berpegang kepada Islam, akan memperoleh nikmat yang sempurna pula dan Allah juga telah meridho’i Islam sebagai agama umat manusia. Pada umumnya Al-Qur’an mengandung Pokok Ajaran Dalam Isi berupa :
·         Tauhid - Keimanan terhadap Allah SWT
·         Ibadah - Pengabdian terhadap Allah SWT
·         Akhlak - Sikap & perilaku terhadap Allah SWT, sesama manusia dan    makhluk lain
·         Hukum - Mengatur manusia
·         Hubungan Masyarakat - Mengatur tata cara kehidupan manusia
·         Janji Dan Ancaman - Reward dan punishment bagi manusia
·         Sejarah - Teledan dari kejadian di masa lampau3
Dan Keistimewaan Dan Keutamaan Al-Quran Dibandingkan Dengan Kitab Lain
·         Memberi petunjuk lengkap disertai hukumnya untuk kesejahteraan manusia segala zaman, tempat dan bangsa.
·         Susunan ayat yang mengagumkan dan mempengarihi jiwa pendengarnya.
·         Dapat digunakan sebagai dasar pedoman kehidupan manusia.
·         Menghilangkan ketidakbebasan berfikir yang melemahkan daya upaya dan kreatifitas manusia (memutus rantai taqlid).
·         Memberi penjelasan ilmu pengetahuan untuk merangsang perkembangannya.
·         Memuliakan akal sebagai dasar memahami urusan manusia dan hukum-hukumnya.
·         Menghilangkan perbedaan antar manusia dari sisi kelas dan fisik serta membedakan manusia hanya dasi takwanya kepada Allah SWT.4
ARTI DEFINISI DAN PENGERTIAN AL-QUR`AN
Al-Quran adalah firman atau wahyu yang berasal dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara melalui malaikat jibril sebagai pedoman serta petunjuk seluruh umat manusia semua masa, bangsa dan lokasi. Alquran adalah kitab Allah SWT yang terakhir setelah kitab taurat, zabur dan injil yang diturunkan melalui para rasul.
Secara Bahasa (Etimologi)
Merupakan mashdar (kata benda) dari kata kerja Qoro-’a (قرأ) yang bermakna Talaa (تلا) [keduanya berarti: membaca], atau bermakna Jama’a (mengumpulkan, mengoleksi). Anda dapat menuturkan, Qoro-’a Qor’an Wa Qur’aanan (قرأ قرءا وقرآنا) sama seperti anda menuturkan, Ghofaro Ghafran Wa Qhufroonan (غفر غفرا وغفرانا). Berdasarkan makna pertama (Yakni: Talaa) maka ia adalah mashdar (kata benda) yang semakna dengan Ism Maf’uul, artinya Matluw (yang dibaca). Sedangkan berdasarkan makna kedua (Yakni: Jama’a) maka ia adalah mashdar dari Ism Faa’il, artinya Jaami’ (Pengumpul, Pengoleksi) karena ia mengumpulkan/mengoleksi berita-berita dan hukum-hukum. Maksudnya, al-Qur’an adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab yang sebelumnya. 5
Secara Syari’at (Terminologi)
Adalah Kalam Allah ta’ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas.
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآنَ تَنْزِيلا
Allah ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Qur’an kepadamu (hai Muhammad) dengan berangsur-angsur.” (al-Insaan:23)
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
Dan firman-Nya, “Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa al-Qur’an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (Yusuf:2)
Allah ta’ala telah menjaga al-Qur’an yang agung ini dari upaya merubah, menambah, mengurangi atau pun menggantikannya. Dia ta’ala telah menjamin akan menjaganya sebagaimana dalam firman-Nya,
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya Kami-lah yang menunkan al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benr-benar memeliharanya.” (al-Hijr:9)
Oleh karena itu, selama berabad-abad telah berlangsung namun tidak satu pun musuh-musuh Allah yang berupaya untuk merubah isinya, menambah, mengurangi atau pun menggantinya. Allah SWT pasti menghancurkan tabirnya dan membuka kedoknya.
Allah ta’ala menyebut al-Qur’an dengan sebutan yang banyak sekali, yang menunjukkan keagungan, keberkahan, pengaruhnya dan universalitasnya serta menunjukkan bahwa ia adalah pemutus bagi kitab-kitab terdahulu sebelumnya.
وَلَقَدْ آتَيْنَاكَ سَبْعًا مِنَ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنَ الْعَظِيمَ
Allah ta’ala berfirman, “Dan sesunguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan al-Qur’an yang agung.” (al-Hijr:87)
ق وَالْقُرْآنِ الْمَجِيدِ
Dan firman-Nya, “Qaaf, Demi al-Quran yang sangat mulia.” (Qaaf:1)
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الألْبَابِ
Dan firman-Nya, “Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (Shaad:29)
وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Dan firman-Nya, “Dan al-Qur’an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka iktuilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.” (al-An’am:155)
إِنَّهُ لَقُرْآنٌ كَرِيمٌ
Dan firman-Nya, “Sesungguhnya al-Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia.” (al-Waqi’ah:77)
إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
Dan firman-Nya, “Sesungguhnya al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan ) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang menjajakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang benar.” (al-Isra’:9)
لَوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الأمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
Dan firman-Nya, “Kalau sekiranya kami menurunkan al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.” (al-Hasyr:21)
وَإِذَا مَا أُنْزِلَتْ سُورَةٌ فَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هَذِهِ إِيمَانًا فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَزَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ -وَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْسًا إِلَى رِجْسِهِمْ وَمَاتُوا وَهُمْ كَافِرُونَ
Dan firman-Nya, “Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata, ‘Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya) surat ini.‘ Adapun orang-orang yang berimana, maka surat ini menambah imannya sedang mereka merasa gembira # Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat ini bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.” (at-Taubah:124-125)
وَأُوحِيَ إِلَيَّ هَذَا الْقُرْآنُ لأنْذِرَكُمْ بِهِ وَمَنْ بَلَغَ أَئِنَّكُمْ
Dan firman-Nya, “Dan al-Qur’an ini diwahyukan kepadaku supaya dengannya aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai al-Qur’an (kepadanya)…” (al-An’am:19)
فَلا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَجَاهِدْهُمْ بِهِ جِهَادًا كَبِيرًا
Dan firman-Nya, “Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan al-Qur’an dengan jihad yang benar.” (al-Furqan:52)
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
Dan firman-Nya, “Dan Kami turunkan kepadamu al-Kitab (al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (an-Nahl:89)
وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ
Dan firman-Nya, “Dan Kami telah turunkan kepadamu al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian* terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan…” (al-Maa’idah:48)
Al-Qur’an al-Karim merupakan sumber syari’at Islam yang karenanya Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam diutus kepada seluruh umat manusia. Allah ta’ala berfirman,
تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا
Dan firman-Nya, “Maha suci Allah yang telah menurunkan al-Furqaan (al-Qur’an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam (jin dan manusia).” (al-Furqaan:1)
Sedangkan Sunnah Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam juga merupakan sumber Tasyri’ (legislasi hukum Islam) sebagaimana yang dikukuhkan oleh al-Qur’an. Allah ta’ala berfirman,
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ وَمَنْ تَوَلَّى فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا
“Barangsiapa yang menta’ati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menta’ati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari keta’atan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.” (an-Nisa’:80)
وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا مُبِينًا
Dan firman-Nya, “Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.” (al-Ahzab:36)
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
Dan firman-Nya, “Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah…” (al-Hasyr:7)
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan firman-Nya, “Katakanlah, ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali ‘Imran:31)6
Al-Qur’an mempunyai banyak nama, menurut pendapat sebagian ulama, Al-Qur’an itu mempunyai lebih dari 90 nama. Tetapi nama lain Al-Qur’an yang paling terkenal ada 4 saja seperti berikut :
1.           Al-Kitab atau Kitabullah, merupakan kesamaan dari kata Al-Qur’an yang artinya bacaan. Dalam Al-Qur’an nama Al-Kitab antara lain terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat kedua.
”Kitab (Al-Qur’an) itu tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah : 2)
2.           Al-Furqan, artinya Pembeda yaitu yang membedakan antara yang benar (hak) dan yang salah (bathil).
 Seperti yang terdapat dalam Firman-Nya :”Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya agar dia menjadi peringatan bagi seluruh alam.” (QS. Furqon : 1)
3.           Al-Huda yang berarti petunjuk.
      ”Dan sesungguhnya tatkala kami mendengarkan petunjuk (Al-Qur’an), kami beriman kepadaNya.......” (QS. Al-Jin : 13)
4.           Adz Dzikir yang berarti peringatan.
         ”Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Adz Dzikir (Al-Qur’an) dan sesungguhnya Kami pula yang memeliharanya (menjaganya). (QS. Al-Hijr : 9)7
Dan nama-nama itu menunjukkan akan kemuliaan dan kelebihan Al-Qur’an. Dan surat Al-Hijr ayat kesembilan itu bukti janji Allah SWT bahwa Al-Qur’an dari semenjak diturunkan hingga akhir zaman akan terpelihara keaslian serta kemurniannya.
KOTA MAKKAH SEBAGAI PUSAT PERDAGANGAN
ا التا جر الصذ و ق الا مين  مع النيين ؤ ا الحد يقين و الثهد اى
“ Pedagang yang jujur dan dapat di percayai akan dimasukkan dalam golongan para nabi, oang-orang jujur dan para sahabat.” HR. Tarmiji.
Seperti di ketahui nabi muhamad telah di tinggal  ayahnya ketika beliau masih dalam kandungan sang ibu wafat enam tahun kemudian, sehingga beliau di asuh oleh kakeknya  Abdul mutalib. Setelah kematian sang kakek selang dua tahun  beliau pun ikut bersama pamannya Abu thalib  yang berprofesi sebagai pedagang,  sebagaimana pemimpin quraisy lainnya, dan dari paman beliau inilah nabi muhamad belajar menjadi pedagang.  
Perjalanan dagang  Nabi Muhamad
uqèdur Ï%©!$# t¤y tóst7ø9$# (#qè=à2ù'tGÏ9 çm÷ZÏB $VJóss9 $wƒÌsÛ (#qã_̍÷tGó¡n@ur çm÷YÏB ZpuŠù=Ïm $ygtRqÝ¡t6ù=s? ts?ur šù=àÿø9$# tÅz#uqtB ÏmŠÏù (#qäótFö7tFÏ9ur ÆÏB ¾Ï&Î#ôÒsù öNà6¯=yès9ur šcrãä3ô±s? ÇÊÍÈ  
 dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.
Muhamad dalam mencari nafkah yang halal beliau bekerja keras menggeluti profesi dagangnnya , dan ini di geluti tidak hanya untuk memenuhi biaya hidup  namun juga beliau menggeluti ini untuk membangun reputasi beliau kepada orang-orang  kaya datang dan menanamkan modal kepadanya.  Dan beliau memulai dagang ini dengan modal kecil dan bekerjasama dengan beberapa janda kaya di kota mekah. Atau bekerja sebagai agen untuk seseorang. Karena reputasi berdagang ynag baik dan terkenal sebagai pedagang jujur beliau mendapatkan beberapa kesempatan berdagang dengan modal orang lain.
Dalam sebuah sejarah dan riwayat yang mencoba membuktikan bahwa nabi telah memulai karier sebagai pedagang pada usia sangat muda mungkin antara 17 atau 18 tahun dan bahkan lebih muda lagi.8
Khadijah adalah salah seorang perempuan dari banyak perempuan kaya di Makkah yang menjalankan bisnis melalui agen-agen berdasarkan berbagai jenis kontrak, karena sejak kecil nabi muhamad terkenal rajin dan jujur dan dapat di percaya oleh orang lain penduduk makah sendiri menjulukinya dengan Shiddiq (Jujur)  dan Al Amin(Terpercaya) dan tidak heran khadijah pun menganggapnya sebagai mitra yang dapat di percaya dan menguntungkan sehingga dia mengutus nabi muhamad kedalam berbagai perjalanan perdagangan ke utara dan selatan dengan memberi upah dan tidak jarang berdasarkan bagi hasil sebagai seorang mitra dagang . dan salah satu perjalanan nabi muhamad adalah ke busyra di syiria, yang menjadi sangat terkenal karena pada akhirnya Khadijah melayangkan usulan melalui pembantunya untuk menikahi Muhamad. Yang saat itu nabi muhammad berusia 25 tahun. (Abu, Al-Ala` maududi.Tafheem Al-qur`an vol.VI h 475-476)
Nabi Muhamad banyak melakukan kegitan dagang baik sendiri maupun dengan mitra di antara mitra dagang beliau adalah Saib ibn Ali saib dan ketika berdagang dengan beliau nabi muhamad berkali-kali mengunjungi Yaman. Dan menurut Muhamad Hakim “ Rabi Ibnu Badr adalah seorang budak Thalhah ibn Ubaidillah  beliau melakukan kerjasama dagang dengan nabi. Ketika belakangan mitra nabi ini menemuinya, nabi berkata” apakah kau mengenaliku ? Dia menjawab “ kau pernah menjadi mitra ku dan mitra yang paling baik pula. Kau tidak pernah menipuku dan tidak pula berselisih dengan ku.
Nabi juga pernah melakukan perlawatan bisnis ke bahrain di bagian timur jazirah Arab, dan ini di tegaskan dalam hadis yang bermusnad Ahmad.
Diantara Transaksi penjualan yang di lakukan nabi adalah menjual dengan cara lelang. Salah satu contohnya adalah ketika nabi melelang kain pelana dan bejana air minum, Muhamad SAW pernah menawarkan selembar kain pelana dan dan bejana untuk minum seraya mengatakan .” siapa yang ingin membeli kain pelana dan bejana air minum ini “ seseoarang menawarnya seharga satu dirham, kemudian beliau menanyakan apakah ada orang yang mau membeli dengan harga yang lebih mahal lagi? Seoarang laki-laki lain menawar seharga dua dirham, beliau kemudian menjual kepada orang ini seharga dua dirham.
Pasar_pasar Di Jazirah Arab
Mengenai tempat-tempat perdagangan di arabia pada massa hidup nabi muhamad akan memperlihatkan bahwa kemungkinan besar nabi telah mengunjungi tempat-tempat berdagangan ini berulang-ulang selama masa mudanya untuk berdagang,  Muhammad Ibn habib bagdadi mencatat 13 tempat perdagangan di arabia pada zaman jahiliyah.9
No
Nama Festival Dagang
Waktu
1
Dumatul Jandal (terletak di ujung utara Hijaz dan dekat Perbatasan syiriah.
1-30 Rabiul awal
2
Musyaqqar (sebuah kota terkenal di hijar, Sekarang di sebut Al-ahsa)
1-30 Jumada Al-Ula
3
Suhar ( Sebuah Kota di oman)
20-25 Rajab
4
Dhaba ( Salah satu kota dari dua laut Oman)
30- ? rajab
5
Syir ( Sebuah kota di pantai laut arabia)
1-15 Syaban
6
Aden ( Terletak di yaman, pasar ini banyak di datangi orang dari timur dan selatan kota makkah)
1-10 Ramadhan
7
Sana ( Ibu kota Yaman/ yang ramai dan diadakan pada bulan ramadhan)
10-30 Ramadhan
8
Rabiyah ( Kota di Hadramaut)
15-30 Dzul qa`dah
9
Ukaz (dekat Thalif) basar ini melebihi kemegahan pasar-pasar lainnya dalam hal hubungan dagang, sastra dan lainnya
15-30 Dzul qa`dah
10
Dzul Majaz (sebuh tempat di antara akaz dan makkah)
1-7 Dzulhijah
11
Mina ( perpindahan pasar dzul majaz
9-11 dzulhijah
12
Nazat ( Wilayah Khaibar)
10-30 Muharam
13
Hijr ( Sebuah kota di yamamah
10-30 Muharam





KONDISI SPRITUAL DAN PENGALAMAN RELIGIUS NABI, WAHYU DAN KENABIAN
ö@è% $ygƒr'¯»tƒ ÚZ$¨Z9$# ÎoTÎ) ãAqßu «!$# öNà6ös9Î) $·èŠÏHsd ………. ÇÊÎÑÈ                                                       
Artinya
Katakanlah: "Hai manusia Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, “
Rasulullah SAW di utus ALLAH dengan risalah yang sama oleh para Rasul sebelumnya bagi kaumnya masing-masing dan inilah jalan satu-satunya menuju jalan kebenaran dan kesalehan, Muhamad adalah Nabi Allah dan dii utus untuk menuntun umat manusia dan demikian juga nabi sebelum beliau juga merupakan manusia.
Harits Ibn Hisyam bertanya kepada nabi “ wahai Rasulullah bagaimana wahyu Allah Swt, diturunkan kepadamu ? Rasulullah menjawab “kadang-kadang ia diturunkan  seperti bunyi sebuah lonceng, dari berbagai cara wahyu diturunkan cara inilah yang paling berat dan suara itu menghilang setelah aku menerima wahyu tersebut. Kadang-kadang malaikat menemuiku dalam wujud seoarang laki-laki dan berbicara kepadaku, dan aku mengingat apapun yang ia katakan. Aisyah menambahkan “Ketika nabi Saw sedang menerima wahyu pada suatu hari yang sangat dingin, aku melihat peluhnya berjatuhan dari dahinya hingga wahyu itu selesai diturunkan Allah Swt” HR Buchari 9
               Surat  Adh-Dhuha  menyatakan  sekelumit  hal  itu,   sekaligus sekilas  kedudukan  beliau  di  sisi  Allah.  Surat  ini turun berkenaan  dengan  kegelisahan  Nabi  Muhammad   Saw.   Karena ketidakhadiran  Malaikat  Jibril  membawa wahyu setelah sekian kali sebelumnya datang. "Demi  adh-dhuha,  dan  malam  ketika  hening.  Tuhanmu  tidak meninggalkan kamu dan tidak pula membenci-(mu dan siapa pun).  Mengapa     adh-dhuha    -yakni    "matahari    ketika    naik sepenggalah"-yang dipilih berkaitan  dengan  wahyu-wahyu  yang diterima  oleh  Nabi Saw., atau apakah adh-dhuha ada kaitannya dengan ketidakhadiran wahyu-wahyu Ilahi?
               Ketika matahari naik sepenggalah, cahayanya memancar menerangi seluruh penjuru. Cahayanya tidak terlalu terik, sehingga tidak menyebabkan gangguan sedikit pun, bahkan  panasnya  memberikan kesegaran, kenyamanan, dan kesehatan. Di  sini  Allah  Swt.  melambangkan kehadiran wahyu selama ini sebagai  kehadiran  cahaya  matahari  yang  sinarnya  demikian jelas, menyegarkan, dan menyenangkan. Sedangkan ketidakhadiran wahyu dinyatakan dengan kalimat, "Demi malam ketika hening."
               Dari kedua hal yang bertolak  belakang  itu,  Allah  menafikan dugaan  atau  tanggapan  yang  menyatakan  bahwa Muhammad Saw. telah ditinggalkan oleh  Tuhannya,  atau  bahkan  Tuhan  telah membencinya.  Kehadiran malam tidak menjadikan seseorang boleh berkata  bahwa  matahari  tidak  akan  terbit   lagi,   karena kenyataan  sehari hari  membuktikan  kekeliruan ucapan seperti itu. Nah,  ketidakhadiran  wahyu  beberapa  saat  tidak  dapat dijadikan alasan untuk menyatakan bahwa wahyu tidak akan hadir lagi atau Muhammad telah ditinggalkan oleh Tuhannya.Ketidakhadiran  antara  lain  menjadi  isyarat   kepada   Nabi Muhammad  Saw.  untuk  beristirahat,  karena "malam" dijadikan Tuhan sebagai waktu "beristirahat."
               Dapat juga dikatakan bahwa ketidakhadiran  wahyu  justru  pada saat  Nabi  Muhammad  menanti-nantikannya,  membuktikan  bahwa wahyu adalah wewenang Tuhan sendiri. Walaupun  keinginan  Nabi Saw.  meluap-luap  menantikan  kehadirannya,  namun jika Tuhan tidak menghendaki, wahyu tidak akan  datang.  Ini  membuktikan bahwa wahyu bukan merupakan hasil renungan atau bisikan jiwa.
               Kenabian Muhammad Saw. bukan merupakan hal yang baru bagi umat manusia.  Nabi  Muhammad  secara  tegas  diperintahkan   untuk menyatakan hal itu, "Katakanlah,  'Aku  bukanlah  rasul  yang  pertama  di  antararasul-rasul. Aku tidak mengetahui yang  diperbuat  terhadapku,tidak  juga  terhadapmu.  Aku  tidak lain hanya mengikuti yang diwahyukan  kepadaku  dan  aku  tidak  lain  seorang   pemberiperingatan yang menjelaskan.'" (QS Al-Ahqaf [46]: 9)
               Namun demikian' kenabian Muhammad Saw. berbeda dengan kenabian utusan Tuhan yang lain. Sebelum beliau, para  Nabi  dan  Rasul diutus  untuk  masyarakat  dan  waktu  tertentu,  tetapi  Nabi Muhammad Saw. diutus untuk seluruh manusia di setiap waktu dan tempat, "Katakanlah    (hai   Muhammad),   'Wahai   seluruh   manusia! Sesungguhnya aku adalah utusan Allah untuk  kamu  semua'"  (QS Al-A'raf [7]: 158) 10
               Dan untuk membuktikan kenabian kerasullan Muhammad Saw kaum kafir Quraisy meminta beliau melakukan hal-hal yang jauh dari nalar. Dan permintaan itu tercantum dalam QS Al-Isra`, 90-93.
(#qä9$s%ur `s9 šÆÏB÷sœR y7s9 4Ó®Lym tàføÿs? $uZs9 z`ÏB ÇÚöF{$# %·æqç7.^tƒ ÇÒÉÈ   ÷rr& tbqä3s? šs9 ×p¨Yy_ `ÏiB 9@ŠÏƒ¯U 5=uZÏãur tÉdfxÿçGsù t»yg÷RF{$# $ygn=»n=Åz #·ŽÉføÿs? ÇÒÊÈ   ÷rr& xÝÉ)ó¡è@ uä!$yJ¡¡9$# $yJx. |MôJtãy $uZøŠn=tã $¸ÿ|¡Ï. ÷rr& uÎAù's? «!$$Î/ Ïpx6Í´¯»n=yJø9$#ur ¸xÎ6s% ÇÒËÈ   ÷rr& tbqä3tƒ y7s9 ×MøŠt/ `ÏiB >$ã÷zã ÷rr& 4n'ös? Îû Ïä!$yJ¡¡9$# `s9ur šÆÏB÷sœR y7ÍhŠÏ%ãÏ9 4Ó®Lym tAÍit\è? $uZøŠn=tã $Y7»tFÏ. ¼çnättø)¯R 3 ö@è% tb$ysö7ß În1u ö@yd àMZä. žwÎ) #ZŽ|³o0 Zwqߧ ÇÒÌÈ    
90. dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dan bumi untuk Kami,
91. atau kamu mempunyai sebuah kebun korma dan anggur, lalu kamu alirkan sungai-sungai di celah kebun yang deras alirannya,
92. atau kamu jatuhkan langit berkeping-keping atas Kami, sebagaimana kamu katakan atau kamu datangkan Allah dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami.
93. atau kamu mempunyai sebuah rumah dari emas, atau kamu naik ke langit. dan Kami sekali-kali tidak akan mempercayai kenaikanmu itu hingga kamu turunkan atas Kami sebuah kitab yang Kami baca". Katakanlah: "Maha suci Tuhanku, Bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?"
               Dan hadist dari Ahmad menjelaskan “ Aku penutup para nabi, perumpamaanku dengan para nabi terdahulu seperti seseorang yang membangun istana. Dia telah menyempurnakan pembangunan istana tersebut sebaik mungkin, kecuali adanya celah sebesar satu bata, ketika melihat istana tersebut ,orang-orang berkata “alangkah sempurnanya bangunan istana ini jika celah itu terisi, ingatlah akulah batu bata itu. HR Ahmad.
!$yJx. $uZù=yör& öNà6Ïù Zwqßu öNà6ZÏiB (#qè=÷Gtƒ öNä3øn=tæ $oYÏG»tƒ#uä öNà6ŠÏj.tãƒur ãNà6ßJÏk=yèãƒur |=»tGÅ3ø9$# spyJò6Ïtø:$#ur Nä3ßJÏk=yèãƒur $¨B öNs9 (#qçRqä3s? tbqßJn=÷ès? ÇÊÎÊÈ  
151. sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
               Adapun tujuan dan tugas kenabian berupa11
1.         Sebagai Guru dan pembimbing
2.         Sebagai Penjelasan Kitab
3.         Sebagai pemimpin dan penentu
4.         Sebagai Pembuat hukum
5.         Sebagai Hakim
6.         Sebagai Pemegang kekuasaan
7.         Sebagai pemberi peringatan dan pembawa berita
8.         Memerintahkan perbuatan baik dan melarang perbuatan buruk
PENULISAN AL-QUR`AN PADA MASA NABI DAN PANDANGAN KALANGAN ORIENTALIS TERHADAP AL-QUR`AN
            Masa pengumpulan Al-Qur'an dengan menggunakan dua kategori, yaitu: (1) pengumpulan dalam dada, dan (2) dalam dokumen/catatan  
Pengumpulan Al-Qur'anul Karim terbagi dalam dua periode:
(1) Periode Nabi SAW.
(2) Periode Khulafaur Rasyidin.
Masing-masing periode tersebut mempunyai beberapa ciri dan keistimewaan. Istilah pengumpulan kadang-kadang dimaksudkan dengan penghafalan dalam hati, dan kadang-kadang pula dimaksudkan dengan penulisan dan pencatatan dalam lembaran-lembaran. Pengumpulan Al-Qur'an di masa Nabi ada dua kategori:
·         Pengumpulan dalam dada berupa penghafalan dan penghayatan/pengekspresian, dan
·         Pengumpulan dalam dokumen atau catatan berupa penulisan pada kitab maupun berupa ukiran.
Dalam penulisan Al-Qur'an serta pembukuannya. Langkah-langkah semacam ini tidak terjadi pada kitab-kitab samawy lainnya sebagaimana halnya perhatian terhadap Al-Qur'an, sebagai kitab yang maha agung dan mu'jizat Muhammad yang abadi.
Pengumpulan Al-Qur'an dalam dada/Penghafalan ) al Jam'u fis Sudur)
Al-Qur'anul Karim turun kepada Nabi yang ummy (tidak bisa baca-tulis). Karena itu perhatian Nabi hanyalah dituangkan untuk sekedar menghafal dan menghayatinya, agar ia dapat menguasai Al-Qur'an persis sebagaimana halnya Al-Qur'an yang diturunkan. Setelah itu ia membacakannya kepada orang-orang dengan begitu terang agar merekapun dapat menghafal dan memantapkannya. Yang jelas adalah bahwa Nabi seorang yang ummy dan diutus Allah di kalangan orang-orang yang ummy pula, Allah berfirman:
Artinya
Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul diantara mereka yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dengan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah. (Al-Jumu'ah: 2)
Biasanya orang-orang yang ummy itu hanya mengandalkan kekuatan hafalan dan ingatannya, karena mereka tidak bisa membaca dan menulis. Memang bangsa Arab pada masa turunnya Al-Qur'an, mereka berada dalam budaya Arab yang begitu tinggi, ingatan mereka sangat kuat dan hafalannya cepat serta daya fikirnya begitu terbuka.
Orang-orang Arab banyak yang hafal beratus-ratus ribu syair dan mengetahui silsilah serta nasab keturunannya. Mereka dapat mengungkapkannya di luar kepada, dan mengetahui sejarahnya. Jarang sekali diantara mereka yang tidak bisa mengungkapkan silsilah dan nasab tersebut atau tidak hafal Al-Muallaqatul Asyar yang begitu banyak syairnya lagi pula sulit dalam menghafalnya.
Begitu Al-Qur'an datang kepada mereka dengan jelas, tegas ketentuannya dan kekuasaannya yang luhur, mereka merasa kagum, akal fikiran mereka tertimpa dengan Al-Qur'an, sehingga perhatiannya dicurahkan kepada Al-Qur'an. Mereka menghafalnya ayat demi ayat dan surat demi surat. Mereka tinggalkan syair-syair karena merasa memperoleh ruh/jiwa dari Al-Qur'an.
Pegumpulan dalam bentuk tulisan. (al Jam'u fis Suthur)
Keistimewaan yang kedua dari Al-Qur'anul Karim ialah pengumpulan dan penulisannya dalam lembaran. Rasulullah SAW mempunyai beberapa orang sekretaris wahyu. Setiap turun ayat Al-Qur'an beliau memerintahkan kepada mereka menulisnya, untuk memperkuat catatan dan dokumentasi dalam kehati-hatian beliau terhadap kitab Allah 'Azza Wa Jalla, sehingga penulisan tesebut dapat melahirkan hafalan dan memperkuat ingatan.
Penulis-penulis tersebut adalah sahabat pilihan yang dipilih oleh Rasul dari kalangan orang yang terbaik dan indah tulisannya agar mereka dapat mengemban tugas yang mulia ini. Diantara mereka adalah Zaid bin Tsabit, Ubay bin Ka'ab; Muadz bin Jabal, Mu'awiyah bin Abi Sufyan, Khulafaur Rasyidin dan Sahabat-sahabat lain. Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Anas r.a. bahwasanya ia berkata: "Al-Qur'an dikumpulkan pada masa Rasul SAW oleh 4 (empat) orang yang kesemuanya dari kaum Anshar; Ubay bin Ka'ab, Mu'adz bin Jabal, Zaid bin Tsabit dan Abu Zaid. Anas ditanya: "Siapa ayah Zaid?" Ia menjawab: "Salah seorang pamanku".
Al-Qur`an di Mata Orientalis
               Orientalisme adalah sebuah istilah yang berasal dari kata orient yang secara harfiah berarti timur. Kata ini secara geografis berarti dunia belahan timur, dan secara etnologis berarti bangsa-bangsa di timur. Sedangkan oriental adalah sebuah kata sifat yang berarti hal-hal yang bersifat timur yang cakupannya amat luas. Sementara orientalis adalah ilmuwan Barat yang mendalami masalah-masalah ketimuran, yang di dalamnya tentang bahasa-bahasa, kesusastraan, peradaban dan agama-agama timur.
Sejauh ini, belum ada keterangan yang pasti mengenai kapan dan siapa tokoh barat yang pertama kali mengkaji dan mendalami Islam. Menurut Prof Ali Mustafa Yaqub bahwa masih ada perbedaan pandangan di kalangan para pakar mengenai hal itu ada yang mengatakan pada waktu perang Mut`ah (8 H) kemudian perang tabuk (9 H) dimana terjadi kontak pertama kali antara oran-orang romawi dengan orang-orang Muslim. Sementara para pakar yang lain berpendapat bahwa hal itu terjadi ketika pecah perang antara kaum muslimin dan Nashrani di Andalus (Spanyol), terutama setelah Raja Alphonse VI menguasai Toledo pada Tahun 488 H/ 1085 M.12
Dr. Syamsuddin Arif di awal tulisannya mengatakan "Al-Qur'an merupakan satu-satunya yang dengan tegas menyatakan dirinya bersih dari keraguan (lâ raiba fîhi) dijamin keseluruhannya (wa innâ lahû la-hâfizûn) dan tiada tandingannya" 13 atas dasar inikah sehingga orientalis rela menghabiskan "energi" ratusan tahun kalau mautidak dikatan puluhan tahun untuk mengkaji al-Qur'an? Sehingga muncul pertanyaan dibenak mereka yang mengharuskan mereka untuk menjawab tantangan itu, seperti benarkah al-Qur'an di dalamnya tidak ada keraguan? Benarkah keontentikannya selalu terjaga? Dan sederet pertanyaan lain yang melingkupi al-Qur'an. Sebagaimana Prof Azami yang merasa "ditantang" oleh statement Toby Lester. ataukah ada motif lain yang menyebabkan mereka harus mengkaji dengan tidak melepaskan kritikan mereka terhadap al-Qur'an?
            penelitiannya terhadap al-Qur'an. Dan hal pokok yang menjadi perhatian para oreintalis adalah studi naskah. Inilah yang pernah digembor-gemborkan oleh Alphonse Mingana pada tahun 1927 di Universitas Birmingham. Alphonse mengatakan walaupun dia hanya mengikuti jejak para pendahulunya. "sudah tiba saatnya sekarang untuk melakukan kritik teks terhadap al-Qur'an sebagaimana yang telah kita lakukan tewrhadap kita suci Yahudi yang berbahasa Ibran-Aremi dan kitab Kristen yang berbahasa Yunani".
Dari studi naskah ini dapat klasifikasi kedalam tiga kategori seperti yang dikatakan oleh Rahman "Literature barat pada zaman modern ini mengenai al-Qur'an, secara garis besar dapat di bagi kedalam tiga buah kategori;  (1) karya-karya yang berusaha mencari pengaruh Yahudi-Kristen di dalam al-Qur'an  (2) karya-karya yang mencoba untuk membuat rankaian kronologis dari Ayat-Ayat al-Qur'an; dan  (3) karya-karya yang bertujuan untuk menjelaskan keseluruhan atau aspek-aspek tertentu saja di dalam ajaran al-Qur'an.
            Walaupun seharusnya karya-karya yang termasuk kedalam kategori ketiga inilah yang patut memperoleh perhatian yang paling luas, namun kenyataannya adalah sebaliknya". "Ketiga kategori al-Qur'an di atas hanyalah secara ilmiah.walaupun hanya kategori ketiga saja yang paling dapat menerangkan al-Qur'an namun kategori pertama dan kedua sangat berguna untuk kesempurnaan ketegori ketiga ini. Pengetahuan mengenai latar belakang ayat-ayat al-Qur'an dan rangkaian kronologis (sejauh yang mungkin) ayat-ayat tersebut sangat penting untuk dapat benar-benar memahami maksud-maksud yang terkandung di dalam al-Qur'an".
Sahiron Syamsuddin dalam tulisannya dengan judul Memahami dan menyikapi Metode Orientalis dalam kajian alQur'an membarikan contoh karya-karya orientalis yang sesuai dengan tiga kategori di atas. Ia mengatakan Bell dalam bukunya, The Origins of Islam and its Christian Environment, jelas sekali mengemukakan bahwa Islam tidak lain hanyalah kepanjangan dari agama Kristen, dan al-Qur'an hanyalah produk Muhammad yang disusun berdasarkan tradisi Bibel yang sudah berkembang di kota Makkah. Berkaitan dengan pandangannya itu, Bell dengan mengelaborasi argument-argumen histories bahwa Muhammad, baik secara langsung maupun tidak langsung, telah mengadopsi ajaran-ajaran Kristen ketika berhubungan dengan orang-orang kristiani.
 Hal yang sama pula diucapkan oleh Dr. Phillip K. Hitti dalam bukunya Islam and The West yang dikutip oleh Maryam Jamilah adalah bahwa Sumber-sunber al-Qur'an itu jelas—orang-orang kafir Kristen, yahudi dan Arab. Hijaz sendiri terdiri dari beberapa wilayah yahudi walaupun tidak ada satu pun wilayah Kristen, tetapi disitu terdapat sejumlah budak dan pedagang Kristen. Wilayah itu dikelilingi oleh beberapa pusat peribadatan dimana gagasan Kristen bisa terserap di dalamnya. Nabi Muhammad memiliki dua orang budak dari Habsyi yaitu muazzin beliau, Bilal, dan anak angkat beliau di belakang hari, Zaid. Beliau juga mempunyai seorang isteri beragama Kristen, Mariyah al-Qibtiyyah, dan seorang isteri beragama Yahudi di Medinah yang beliau taklukkan. …karena bersumber tidak langsung dari cerita orang, maka bahan yang termaktup dalam al-Qur'an tidak membedakan yang asli sebagai wahyu dan yang bukan
Kembali ke masalah otentisiti kitab suci al-Qur’an, ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi dan perlu senantiasa diingat. Pertama, pada prinsipnya al-Qur’an bukanlah ‘tulisan’ (rasm atau writing) tetapi merupakan ‘bacaan’ (qirā’ah atau recitation) dalam arti ucapan dan sebutan. Baik proses turun dan pewahyuannya maupun penyampaian, pengajaran dan periwayatan atau transmisinya dilakukan melalui lisan dan hafalan, bukan tulisan. Kedua, meskipun pada prinsipnya diterima dan diajarkan melalui hafalan, al-Qur’an juga dicatat dengan menggunakan perbagai medium tulisan. Ketiga, salah-faham orientalis mengenai rasm dan qira’āt. Sebagaimana diketahui, tulisan Arab atau khat mengalami perkembangan sepanjang sejarah. Pada kurun awal Islam, al-Qur’an ditulis ‘gondol’, tanpa tanda-baca sedikitpun. Sistem vokalisasi baru diperkenalkan kemudian. Meskipun demikian, rasm ‛Utsmāni sama sekali tidak menimbulkan masalah, mengingat kaum muslimin saat itu belajar al-Qur’an langsung dari para sahabat, dengan cara menghafal, dan bukan dari tulisan.
















KESIMPULAN
Sejarah turunnya Al-Qur`an berdasarkan Pendapat yang paling populer mengatakan bahwa secara kseluruhan Al-Qur’an terdiri atas 30 Juz, 114 surat, 554 ruku’ dan 6.666 ayat diawali dengan Al-Fatihah dan di akhiri dengan surat An-Nas. Para ulama berselisih pendapat tentang lamanya masa Al-Qur’an diturunkan. Ada yang berpendapat Al-Qur’an diturunkan selama 20 tahun, 23 tahun bahkan 25 tahun. Hal ini disebabkan mereka berselisih pendapat tentang lamanya Nabi bermukim di Mekah setelah diangkat menjadi Rasul. Pendapat yang terkuat, mengatakan Al-Qur’an diturunkan selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, yaitu mulai dari malam 17 Ramadhan tahun 41 dari kelahiran Nabi SAW hingga 9 Dzulhijjah tahun ke-10 Hijriyah (633 M).
Pengertian Alqur`an sendiri memiliki banyak definisi namun dapat di klasifikasikan berdasarkan dua pengertian dasar secara bahasa (etemologi) al-Qur’an adalah ukuran untuk menentukan benar tidaknya ayat-ayat yang diturunkan dalam kitab-kitab yang sebelumnya. Dan secara Syari’at (Terminologi) Alqur`an Adalah Kalam Allah ta’ala yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, diawali dengan surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Naas.
Sementara itu di ketahui bahwa dalam perjalanannya nabi muhamad merupakan seorang pedagang yang pada akhirnya pekerjaan ini merupakan salah satu wadah syiar beliau dan yang menjadi pusat perdagangannya adalah Jazirah arabiyah yang di antaranya Muhammad Ibn habib bagdadi mencatat 13 tempat perdagangan di arabia pada zaman jahiliyah.
            Dan pengumplan alqur`an sendiri pada masa nabi muhamad di lakukan dengan dua metode berupa Pengumpulan Al-Qur'an dalam dada/Penghafalan ) al Jam'u fis Sudur) dan pengumpulan dalam bentuk tulisan.
Terkait pandangan Orientalis terhadap al-qur`an dapat di lihat dengan tulisan Sahiron Syamsuddin dalam tulisannya dengan judul Memahami dan menyikapi Metode Orientalis dalam kajian alQur'an membarikan contoh karya-karya orientalis yang sesuai dengan tiga kategori di atas. Ia mengatakan Bell dalam bukunya, The Origins of Islam and its Christian Environment, jelas sekali mengemukakan bahwa Islam tidak lain hanyalah kepanjangan dari agama Kristen, dan al-Qur'an hanyalah produk Muhammad yang disusun berdasarkan tradisi Bibel yang sudah berkembang di kota Makkah. Berkaitan dengan pandangannya itu, Bell dengan mengelaborasi argument-argumen histories bahwa Muhammad, baik secara langsung maupun tidak langsung, telah mengadopsi ajaran-ajaran Kristen ketika berhubungan dengan orang-orang kristiani
DAFTAR PUSTAKA
·         M.Quraishshihab. MA, Wawasan Al-qur`an dan Tafsir, IKAPI, Bandung : 1996

·         Izzatul Jannnah - Irfan Hidayatulla,”10 Pedoman Hidup Manusia” Bintang Al-qur`an, Jakarta: 2009.
·         Tim Penyusun Fakultas Tarbiyah IAIN Kalijaga Jogyakarta, Islam Agamaku, Jogjakarta: 2000

·         Dr. M. Quraish Shihab, M.A, WAWASAN AL-QURAN, Penerbit Mizan , Bandung: 2000
·         Afzalur Rahman,Muhammad Sebagai Nabi,.Jakarta:2009, pelangi Mizan

·         Ibn Habib Baghdadi, kitab al muhabbar, da’irah Al-Mu`arif Al-Ustmanyah,hyderabad dercan,india, 1942

·         Afzalur Rahman,Muhammad Sebagai Pedagang, pelangi Mizan, .Jakarta:2009

·         Syaikh Muhammad bin ‘Utsaimin, Ushuul Fii at-Tafsiir ,Birut:1995

·         www.blog`s Media Islam.com (Di posting tanggal 21 Maret 2011)

·         Forum Bebas Indonesia (http://www.forumbebas.com) di downlod tanggal 21 Maret 2011

·         Dr. Syamsuddin Arif, www. Orientalis dan Kajian Islam. Com



1 M.Quraishshihab. MA, Wawasan Al-qur`an dan Tafsir, IKAPI, Bandung : 1996 h 3
2 Izzatul Jannnah - Irfan Hidayatulla,”10 Pedoman Hidup Manusia” Bintang Al-qur`an, Jakarta: 2009 h 6
3 Tim Penyusun Fakultas Tarbiyah IAIN Kalijaga Jogyakarta, Islam Agamaku
5 (al-Qur’an dan terjemahannya, DEPAG RI

6 Syaikh Muhammad bin ‘Utsaimin, Ushuul Fii at-Tafsiir ,Birut:1995 hal.9-11
7 www.blog`s Media Islam.com (Di posting tanggal 21 Maret 2011)
8 Afzalur Rahman,Muhammad Sebagai Pedagang,.Jakarta:2009, pelangi Mizan H10-11
9  Ibn Habib Baghdadi, kitab al muhabbar, da’irah Al-Mu`arif Al-Ustmanyah,hyderabad dercan,india, 1942 H 23
9 Afzalur Rahman,Muhammad Sebagai Nabi,.Jakarta:2009, pelangi Mizan h 55
9
               10 Dr. M. Quraish Shihab, M.A, WAWASAN AL-QURAN, Penerbit Mizan , Bandung: 2000 h 76



11 Afzahur Rahman,ibid
12 Forum Bebas Indonesia (http://www.forumbebas.com) di downlod tanggal 21 Maret 2011
13 Dr. Syamsuddin Arif, www. Orientalis dan Kajian Islam. com